bismillah.jpg
أَلا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ .
الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ


Ketahuilah!
Sesungguhnya wali-wali Allah, tidak ada kekhuwatiran terhadap mereka, dan mereka pula tidak bersedih hati. Wali-wali Allah itu ialah orang-orang Yang beriman serta mereka pula sentiasa bertaqwa. (Yunus 10: 62-63)

Love for Allah


If my love is attached to Thee
Then from sin I will be free
Each time my heart will beat
Your name will resound with heat
With your name shivers my each limb
They seek to be released from whim
Allah, Allah, is my hearts speech
Your Mercy is what I beseech
The Most Merciful keep me content
With all that You have sent
Keep in my heart Your remembrance
And in Your deen and love allow me to advance
Help me in my quest
Permit me to pass the ultimate test
Save me from the clutches of Satan
Give me death upon Imaan.

Isyarat Bukanlah Tanda Ma’rifat

Bukan disebut orang yang ma'rifat, manakala ia berisyarat, ia mendapatkan Allah lebih dekat kepadanya, dari isyaratnya tadi. Tetapi orang yang Arif (ma'rifat) adalah orang yang tidak punya isyarat, karena fana'nya dalam WujudNya dan terliput dalam Musyahadah padaNya.

Bukanlah disebut orang yang ‘Arif (ma'rifatullah) yang sempurna dan hakiki adalah bukanlah orang yang apabila mendapatkan isyarat dalam hatinya tentang Asma dan sifatNya, lantas merasa telah bertemu Allah Swt, karena isyarat itu.

Berarti masih bukan tergolong orang yang 'Arifun, manakala masih:

1. Mengandalkan dan bergantung pada isyarat-isyarat hakikat,

2. Merasa sudah sampai kepadaNya, karena Isyarat Hakikat itu;

3. Adanya sebab akibat yang menjadi perantara (berupa isyarat) antara dirinya dengan Allah;

4. Berkutat dengan rahasia-rahasia Ilahi, dan lupa akan kelemahan dan kefanaan diri.

5. Masih ada ketakutan dan kegelisahan dibalik Isyarat yang diterima

6. Adanya isyarat menunjukkan adanya jarak jauh antara dia dan Dia.

7. Adanya keasyikan tersendiri dibalik isyarat-isyarat yang diterima.


Orang yang tergolong 'Arifun, adalah manakala:
8. Tidak lagi punya isyarat, karena telah fana' dalam Ilahi, lebur dari segala isyarat maupun peringatan.

9. Runtuhnya isyarat, karena karena menyaksikan KeparipurnaanNya. Bukan karena kekurangan dan keteledorannya dari interaksi dengan Jalal dan JamalNya.

10. Telah fana dalam WujudNya dari wujudnya sendiri

11. Telah fana dalam PenyaksianNya dari penyaksian dirinya sendiri.

12. Kemana pun menghadap hanya Wajah Allah yang tampak di mata hatinya.

13. Hanya Allah yang diharapkan, bukan limpahan manifestasi sifat-sifatNya, baik limpahan nikmat maupun penampakan kekuarangan atau dosanya.

14. Tidak ada lagi ketakutan dan kegelisahan. (SN)

No comments: