oleh: Maulana Syekh Hisham Kabbani q.s.
Untuk membedakan antara muraqabah dengan rabithah, coba bayangkan sebuah hotel. Di hotel terdapat ribuan kamar yang masing-masing mempunyai kunci. Kunci-kunci tersebut dirangkaikan pada sebuah rantai yang besar, sehingga satu sama lain saling terhubung dan tidak hilang. Seorang penjaga memegang kunci-kunci kamar tesebut. Rantai itu melambangkan rabithah. Mereka semua terhubung dan ke setiap tempat pemilik hotel pergi, dia akan membawanya serta.
Setiap kunci pada rantai itu bersifat unik. Masing-masing hanya dapat digunakan untuk membuka satu pintu kamar tertentu, dan itulah satu-satunya kunci untuk membuka kamar tersebut. Tamu-tamu hotel adalah murid dari sang Guru dan mereka masing-masing mendapatkan kuncinya. Ketika mereka menggunakan kuncinya untuk membuka pintu dan masuk ke dalam kamar, itu melambangkan muraqabah.
Sebagai tambahan bagi para tamu, hotel juga mempunyai beberapa staf. Mereka adalah para petugas kebersihan. Mereka diberikan kunci-kunci bagi sejumlah kamar dan menjadi tanggung jawab mereka untuk merawatnya. Mereka mempunyai kunci master untuk membuka beberapa kamar, ada yang 5, 10 atau 20 kamar. Itu tergantung dari seberapa besar otoritas yang diberikan manajer hotel. Mereka adalah para wakil dari sang Guru dan pekerjaan mereka adalah membersihkan kotoran-kotoran para tamu. Itu berarti pekerjaan mereka adalah mempersiapkan para pengikut sang Guru.
Manajer hotel mempunyai kunci master yang dapat membuka semua pintu. Beliau adalah sang Pembimbing, dan beliau dapat membuka semua pintu hati para pengikutnya. Beliau berada dalam hubungan langsung dengan mereka.
No comments:
Post a Comment